Langsung ke konten utama

Postingan

Coretan Kenangan Bersama Mu

Sepanjang perjalanan hidupku, semuanya membutuhkan waktu. Tidak akan pernah ada pertemuan dan perpisahan kalau saja waktu tidak ada. Sebab waktu adalah bagian dari alur kehidupan ini. Aku tak pernah berpikir secepat ini engkau melepaskanku untuk pergi, meskipun aku sendiri menolak untuk pergi. Aku tahu dan sadar bahwa ini semua demi masa depan dan tujuan hidupku ini. Hari-hari bersamamu, merupakan momen yang paling berharga bagi diriku. Sampai-sampai bila mengingatnya kembali aku menitikkan air mata. Aku masih ingat di saat aku dan kamu menembusi malam yang dingin bersama. Kala itu kita melewati malam dengan mengendarai sepeda motor tua milik bapak. Awalnya aku sempat mengeluh kedinginan, sebab angin malam itu membelai sebagian ragaku seperti bayi yang baru lahir. Tetapi ketika di saat engkau memeluk tubuhku  dan menyandarkan kepalamu di bahuku,  tiba-tiba aku merasakan kehangatan dan kedamaian yang luar biasa menyelinap masuk ke dalam hati kecilku ini. Cahaya bintang malam itu rupanya

Bangkit Untuk Maju

Merdeka Indonesia tercinta Perjuangan pahlawan bangsa Menggapai hak kebebasan bernegara Patahkan  Sebuah penjajahan Melalui warga berkemajuan Setia menjunjung tinggi persatuan Bangkitlah Tentukan arah Belajar dari sejarah Untuk masa depan cerah Berdiri Rakyat mandiri Siap menjadi potensi Membangun bangsa Dengan prestasi

Mama

Foto: Dok.Pribadi Mama By: Ehfrem Vyzty Mama, wanita pertama yang aku lihat Ketika dunia menerima ku sebagai penghuninya.. Mama, wanita pertama yang mengajarkan ku tentang akal dan kasih sayang Ketika aku belum mengenal apa-apa Mama, telah menumpahkan banyak darah Dan juga air mata.. Demi kelayakan hidup darahnya  Yang mengalir dalam nadi lain

Kau Tahu ?

Kau tahu ? Mengapa waktu tak bisa berlari mundur ! Supaya kenangan pahit di masa lalu tak Pernah muncul kembali.. Supaya orang yang telah pergi tak pernah Muncul kembali dalam kehidupan kita Supaya kau yang tela hilang dan pergi Tak akan muncul dan datang lagi dalam  Kehidupan ku

Malam Sebagai Penyakit

Malam sebagai Penyakit Oleh: Ehfrem Vyzty Tak terasa malam jatuh Menenggelamkan semua bahagia Menerbitkan segala kesedihan Hingga air mata mulai menitik Di sela-sela pipi Malam datang dengan segala kebisuan Membuat ku beku tak bersuara Dingin mulai merambat mengguyur raga Di antara ranjang dan dinding kamar Aku menatap lekat sang purnama Sesekali menarik selimut hingga ujung kepala Malam datang sebagai sakit, Dan juga penyakit, pada isi hati Yang mulai bangkit berdiri pada  Akal Budi dan hati nurani Tenda, 19 Desember 2022

Senyumku

.                     Foto: Dok.pribadi Senyumku By: Ehfrem Vyzty  Rasa lelahku begitu terasa Meski tidak menampakkan Panas dalam hari menyengat Dingin begitu menusuk kalbu Berjuang dalam lingkaran kehidupan Mengisi hari dalam sebuah permainan Yang diciptakan sang pencipta Kulalui dengan segala daya upaya Kuberusaha tersenyum Dalam menorehkan tinta Tentang sebuah kehidupan Semua rasa ku dapat Hanya dengan menguntai Kata demi kata  Ku rangkai arti sebuah kehidupan Yang ku nikmati Agar suatu saat kau mengerti Jiwa ragaku hadir di hadapanmu Senyumku tetap mengambang Walau diri ku terlihat pucat pasi Ku berusaha menjadi terbaik untuk mu

Bayangan Yang Hilang

Di tengah malam yang kelam Tampak seberkas cahaya,  mencercah ke berbagai arah Cahaya itu tak pernah pejam Walau terkadang angin dan hujan Selalu menghujam diri nya Cahaya itu seakan, Menghidupkan sekeliling nya Yang diam membisu Sejenak, akupun menoleh Ke arah cahaya itu Aku melihat suatu bayangan Hitam pekat Bayangan itu bertambah besar, Seakan hendak menelan cahaya  bulat-bulat Dan ketika cahaya itu hampir menghilang Aku pun meneriakkan nama Tuhan Dengan penuh keyakinan Lalu dalam sekejap, Bayangan hitam pekat itu menghilang Menerbitkan kembali cahaya yang sempat Redup