Langsung ke konten utama

Postingan

Merayakan Kematian Bising Paling Teduh dalam Diri

Merayakan Kematian Bising Paling Teduh  dalam Diri Satu persatu, orang yang paling disayangi mulai pergi dan menghilang. Semesta disergap kesepian paling miris. Sepertinya, yang tersisa hanya suara nurani saja. Malam memang pandai sekali memulangkan segala kenangan-kenangan. Baik yang menyebalkan, yang  menyenangkan, yang menyedihkan, yang membingungkan membingkai dalam jiwa. Pernah suatu hari ketika alam mulai diselam gelap, aku tiba-tiba tak mampu menahan getaran aneh dalam dada. Aku ingin sekali bertemu dengan sesosok raga yang menurut ku paling istimewa di bumi setelah ayah dan ibu. Hingga aku akhirnya memutuskan untuk datang ke tempat di mana ia berdomisili. Tak ada yang mampu menahan segala kehendak hebat seperti itu, paling tidak itu adalah apa yang terdiam dalam-dalam dalam kepalaku sendiri. Setibanya di tempat itu, aku akhirnya merasakan suasana yang sangat istimewa pula. Aku merasakan semacam "revolusi nadi". Tidak seperti sebelumnya pernah aku rasakan. Cepat sekali