Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2023

Perempuan Di Bawah Hujan

Perempuan Di Bawah Hujan Aku menyaksikan perempuan Berdiri tegap di bawah derasnya hujan Rambutnya acak-acakan dikecup Dinginnya air, Sampai ketika bunyi klakson serentak Menegurnya di pinggir jalan Perempuan itu akhirnya berhenti Ia mulai minggat dari situ Kemudia pelan-pelan, ia hilang Ditelan derasnya aliran air hujan Aku baru tahu Perempuan itu selalu menunggu bunyi klakson setiap sore di bawah derasnya hujan ia bercinta dengan pemilik klakson itu di bawah hujan, ia mencoba melahirkan matahari bersama pemilik klakson itu sungguh mulia, dunia berhutang budi padanya

Cinta Mama

Cinta Mama Pagi ini kami bercerita tentang Hawa Kata teman: Hawa adalah cinta, cinta adalah Hawa Hawa padat dan akrab dengan cinta Hawa mampu mencinta berjarak-jarak Itulah sebabnya setiap yang bernafas Mengatakan surga ada pada telapak kaki mama Mama jalan kita menuju cinta yang kekal Dalam nama mama, panjang dan lapang Segala sayang

Laki-laki Perokok

Laki-Laki Perokok Laki-laki perokok yang kau benci setengah mati Sampai hari ini tak pernah mati, Setengah pun tidak, Laki-laki perokok yang seringkali kau maki Tak pernah mematikan bara api Yang menyulut pada batang rokoknya itu Suatu hari, laki-laki perokok itu pergi Kau pun tak pernah melihatnya lagi Kau rindu membencinya setengah mati Kau rindu memakinya berkali-kali Kau rindu bara api pada ujung rokok yang Diseruputinya penuh romantis Suatu saat nanti, kau pasti Menjumpainya setiap hari berkali-kali Sebab ia akan kembali ke sini Melalui rahim yang kau jaga bertaruh nyawa

Melukismu Dalam Aksara

Melukismu Dalam Aksara Aku kembali melukismu dalam rupa aksara Saat purnama menyapa Melukismu dalam kata-kata sudah menjadi keharusanku Bersama bulan yang senantiasa memberiku cahaya Melukismu berarti Aku mengabadikanmu tidak hanya dalam memori Tapi juga pada kertas putih dengan aksara padat makna Suci.. Setiap kata-kata yang ku lukis selalu saja tersenyum manis Sebab kata-kata itu merupakan diksi yang puitis, Menjadikan puisi padat gerimis di tengah sepih Yang kini bersemi pada lubuk hati.. Aku gemar melukismu dalam rupa aksara, Sebab ragamu selalu berlarian gemas Pada lembaran putih kehidupanku Aku gemar melukismu dalam rupa aksara Ketika malam menyapa, sebab melukismu adalah Cara sederhana mengobati luka Yang kian menganga lebar ketika mata lelah menatap Sang semesta dengan segala penghuninya

Tentang Perempuan

Tentang Perempuan Perempuan suka mewariskan keindahannya Pada bunga-bunga di tengah taman Itulah sebabnya Mengapa setiap kali Adam mengencani Hawa Ia selalu menggengam melati atau pun mawar tanpa duri, Melati dan mawar adalah simbol hati paling ayu nan lugu Dan cinta paling suci Hawa pada Adam Yang ia sayang setengah mati dalam –dalam tanpa suara

GLOBALISASI: MODERNISASI BUDAYA DANTANTANGAN BUDAYA LOKAL (Menyikapi secara kritis cengkraman Globalisasi)

GLOBALISASI: MODERNISASI BUDAYA  DAN TANTANGAN BUDAYA LOKAL* (Menyikapi secara kritis cengkraman Globalisasi) Oleh: Ehfrem Vyzty Prolog Term budaya berasal dari bahasa Sansekerta budhi dan daya yang dapat didefenisikan sebagai kekuatan akal budi. Budaya dapat diartikan sebagai bentuk keyakinan, nilai-nilai, tingkah laku yang dihasilkan oleh suatu Masyarakat untuk keberlangsungan hidup. Negara Kesatuan Republik Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan kebudayaan. Menurut data sensus BPS tahun 2010, Indonesia memiliki 260 juta penduduk, 1158 bahasa daerah yang teridentifikasi, 1340 budaya dan suku yang tersebar di setiap daerah, dan 17.000 pulau (Bernadus Raho: 2016). Setiap daerah mempunyai kebudayaan tersendiri yang tentu berbeda dengan budaya daerah lainnya (unik). Salah satu daerah yang kaya akan nilai kebudayaan adalah Manggarai. Dewasa ini, budaya Manggarai mengalami degradasi yang sangat signifikan. Budaya Manggarai saat ini mengalami benturan yang cukup he

Jumpa Segera Dekat

Jumpa Segera Dekat Sudah berapa lama bara kangen ngumpet pada Lahar dada ini, Tak kunjung meletus tak kunjung putus Kau mengutuk rindu berkali-kali Memaki jarak berabad-abad Menolak gerimis tanpa henti di malam hari “Adakah rindu terlalu sendu seperti ini? Adakah kangen bertahun-tahun labuh semacam ini?” Aku sudah berulang-ulang memahami gelap Bertekun dalam do’a adalah keharusanku Tiap kali sunyi menepi, Tuhan tidak berpaling, Ia terus bersanding dengan jiwa-jiwa penuh pening Ia selalu bersama kita, Esok atau lusa, jarak tak lagi ada Jumpa akan segera dekat

Kenangan

Kenangan Kita menyaksikan kenangan itu Berlari tanpa takut dicuri Kita pun kembali tanpa henti Mengamini setiap penggal harap Biar kenangan itu tetap padat tawa Meskipun lara selalu saja membaluti segala raga kita menyaksikan waktu dengan egonya meninggalkan kenangan itu tanpa pamit, lalu tanpa permisi, bumi menguburkannya pada seonggokan sampah tepat di belakang pintu masuk isi kepalamu

Malam dan Hujan Kenangan

Malam dan Hujan Kenangan Semenjak gerimis sore itu Aku rajin keluar rumah ketika hujan menyapa Atap rumah, Hujan... Yahh,, hujan Ia selalu mengerti mengapa orang-orang Seringkali merindu tiap kali awan mendung, Ketika sedang anggunnya aku menyapa hujan, Tiba-tiba malam berteriak Heyy... tidakkah kenangan-kenangan yang menggenang bersama air hujan Pada keningmu itu adalah aku yang lain? Lepaslah dia, dia kangen pulang ke pangkuanku. Mendengar itu, aku lalu menjawab dengan sedikit kesal Hah.. jangan ceroboh, kenanganku adalah kesayanganku. Kenanganku tak legam sepertimu, ia sama denganku. Dan ia, adalah aku di masa lalu. Setelah mendengar itu, Pelan-pelan, malam mulai meninabobokan semua orang Itulah sebabnya mengapa orang-orang yang sudah pulang Selalu melebur segala rindu di saat kita tertidur pulas di bawah Rembulan tanpa cahaya

Suasana Natal

Suasana Natal ( Untuk: RD. Aleksius Saridin Hiro ) Natal kali ini seperti ini saja Penuh dengan segala kesederhanaan Meski hati ingin menggapai segala macam impian Tanpamu natalku terasa hampa Senyap merangkul segala jiwa Engkau tau itu, Aku bahkan tertunduk lesu Di muka pintu rumah Tuhan Mengenang segala kenangan natal yang lalu Bersamamu, sebelum engkau pergi dan berlalu Dari hadapanku Aku betul-betul rindu itu Semoga kelak kita bertemu lagi