PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN CALON IMAM (SMAK SEMINARI ST. YOHANES PAULUS II LABUAN BAJO) DALAM MENJAGA DAN MERAWAT ALAM DARI PENGARUH PARIWISATA MELALUI SALAH SATU VISI SEMINARI SENDIRI, SANCTITAS (KEKUDUSAN
Dalam beberapa tahun terakhir ini, pariwisata dunia telah tumbuh subur dengan pesat. Pariwisata telah menjadi industri terbesar dunia dan membawa dampak ekonomi yang menakjubkan serta dapat mempekerjakan karyawan paling tidak 231 juta lapangan kerja atau 1:12 orang yang bekerja di bidang lain di seluruh dunia (Bricker:2013).
Kita mungkin sudah membaca atau mendengar pujian presiden RI tentang keindahan alam NTT. Hal ini terbukti ketika presiden RI sendiri datang ke Labuan Bajo, salah satu kota pariwisata super premium di Indonesia yang sudah terkenal luas di berbagai belahan dunia karena keberadaan binatang langka dan merupakan kadal terbesar yang disebut sebagai komodo. Selain itu juga Labuan Bajo terkenal karena mempunyai tampang alamnya yang begitu mempesona sehingga memikat mata wisatawan asing maupun lokal. Namun, pariwisata ini tidak cukup dengan pujian seorang presiden atau berbagai pejabat-pejabat lainnya. Pariwisata membutuhkan sentuhan tangan manusia, tangan kita, tangan para pemerintah, masyarakat, pelaku pariwisata, pengusaha dan pers secara berkelanjutan dan mengelola pariwisata ini dengan cara profesional dan proporsional.
Memang realita yang terjadi bisa kita ketahui bahwasannya, eksistensi pariwisata tidak hanya mempunyai dampak positif tetapi juga mempunyai dampak yang negatif seperti adanya kerusakan alam karena hadirnya berbagai industri pertambangan. Disinilah letak atau peran lembaga pendidikan calon imam dalam menangani berbagai penyelewengan ini melalui salah satu visinya yaitu sanctitas (kekudusan). Satu hal yang perlu diketahui yaitu relasi manusia dengan lingkungan hidup (alam) merupakan kehendak Allah sendiri. Oleh karena itu, sudah sepatutnya bagi para seminaris (calon imam) untuk menghadirkan dan memberikan pencerahan kepada sesama, supaya menyadari dan membuka mata terhadap realitas alam sebagai ibu yang memberi manusia kasih secara Cuma-Cuma melalui kekayaan yang terkandung di dalam diri alam itu sendiri.
Lembaga pendidikan calon imam (SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II) harus mampu membentuk dan menghasilkan manusia yang mempunyai rasa cinta terhadap eksistensi alam atau lingkungan sekitarnya sehingga di kemudian hari mereka bisa diutus untuk tetap menjaga kekudusan hubungan antara manusia dengan alam itu sendiri di tengah arus modernisasi atau di tengah pariwisata itu sendiri. Kita dan alam ciptaan merupakan saudara-saudari yang berasal dari Allah yang satu dan sama, yakni Bapa dan Pencipta.
Komentar
Posting Komentar