Langsung ke konten utama

NKRI DALAM MEMERANGI PROBLEMATIK KORUPSI



NKRI DALAM MEMERANGI PROBLEMATIK KORUPSI

Apakah korupsi membudaya di Indonesia?
Oleh: Ehfrem Vyzty

Setiap tanggal 9 Desember selalu diperingati sebagai hari anti korupsi sedunia. Peringatan tersebut diadakan supaya dapat meningkatkan kesadaran tentang korupsi dan peran konvensi dalam memerangi dan mencegahnya. Dikutip dari situs resmi PBB, korupsi merupakan fenomena sosial, politik dan ekonomi yang kompleks sehingga mempengaruhi kehidupan sebuah negara. Hampir semua negara berpotensi terdapat kasus/masalah mengenai korupsi, tidak terkecuali Negara Indonesia. Korupsi telah lama ada di Indonesia dan hampir seumuran dengan Negara Indonesia sendiri.

Korupsi itu sendiri, berasal dari Bahasa Latin corrumpere (busuk, rusak, menggoyahkan) sudah ada sejak peradaban Mesir kuno, serta Babilonia. Tindakan penyimpangan ini mulai muncul di tengah masyarakat sekitar tahun 1200 SM yang melibatkan para pejabat pemerintahan (berdasarkan catatan peninggalan Babilonia). Sudah tentunya korupsi telah hadir di tengah-tengah kita sampai sekarang ini.

Di Indonesia, perilaku korupsi juga sudah ada dan mengalami dinamika sejak masa kerajaan-kerajaan di Nusantara. Sejak saat itu, korupsi terus berlanjut pada masa Kolonial Belanda, Orde Lama, Orde Baru dan Era Reformasi hingga sekarang. Ironisnya, meskipun aparat hukum sudah mengambil tindakan tegas terkait masalah ini, penyimpangan sosial (korupsi) masih saja dilakukan oleh berbagai kalangan terutama para pemegang kekuasaan di Negara Indonesia tercinta ini. Bahkan Begawan Ekonom Indonesia, Prof. Sumitro Joyohadikusumo, pada awal tahun 1980-an, menengarai 30 % dana APBN dikorupsi.

Korupsi di Indonesia mewabah hampir di semua tingkat sektor publik. Dalam lautan korupsi mahaluas, Transparency International 2012 menunjuk tiga sektor utama publik atau lembaga publik yang paling tercemar korupsi di Indonesia: Kepolisian, Lembaga Peradilan dan Parlemen bersama dengan partai-partai politik mereka. Sehubungan dengan bagaimana tingkatan korup dari tiga lembaga ini dalam politik dan perekonomian Indonesia hingga hari ini, ada begitu banyak cerita yang tak terhitung jumlahnya. Fakta-fakta dan kasus-kasus korupsi yang dilaporkan oleh pelbagai media dan presentasi tentang semua kasus ini di sini Sudah berada di ruang lingkup coretan kecil ini. Deskripsi singkat yang dibuat oleh Transparency International pada Agustus 2012 sudah cukup untuk menunjukkan ketersohoran dari ketiga lembaga publik sebagai lembaga paling tercemar korupsi.

Sektor Kepolisian, menurut Global Corruption Barometer (2010-2011), 52% dari masyarakat Indonesia menilai kepolisian sebagai lembaga yang sangat korup, dan 11% dari masyarakat Indonesia yang memiliki relasi dengan polisi, pada tahun 2009 menyatakan bahwa, mereka membayar uang suap (kepada polisi). Sebenarnya angka korup ini jauh lebih tinggi jika didasarkan pada pengalaman yang sebenarnya dari para pebisnis dengan korupsi kepolisian. Menurut laporan dari persepsi Korupsi Indonesia dan Indeks Suap, 48% dari responden (pebisnis) yang pernah menyuap polisi.

Sektor Peradilan, sama seperti halnya dengan lembaga kepolisian, 52% dari penduduk Indonesia yang disurvei dalam Global Corruption Barometer menilai peradilan sebagai salah satu lembaga korup. Pengalaman real korupsi mencapai 14% dari mereka yang pernah memiliki relasi/kontak dengan lembaga ini pada tahun sebelum survei dilakukan. Sudah menjadi suatu tantangan yang sangat besar bagi Negara Indonesia melihat kedua dari tiga lembaga ini yang paling korup. Kedua lembaga ini seharusnya berperan aktif untuk menjamin tegaknya hukum di negara tercinta ini, sungguh ironis bukan?

Parlemen (DPR) dan Parpol, sama seperti catatan sebelumnya, menurut Global Corruption Barometer, 52% penduduk Indonesia yang disurvei menganggap baik DPR maupun partai-partai politik sebagai sangat korup (Transparency International, 2011).

 Jika kita melihat dan memandang lebih jauh lagi, tidak hanya ketiga sektor di atas yang tercemar oleh korupsi, melainkan ada beberapa sektor yaitu: Pengelolaan Tanah, Perizinan, Infrastruktur dan Fasilitas Umum serta Industri-industri Pertambangan dan eksploitasi sumber kekayaan alam lainnya (Transparency International 2012).

Yang paling unik dari korupsi di Indonesia adalah wabah korupsi terus meningkat pada saat Negara Indonesia berusaha keras memerangi penyelewengan ini. Lihat saja kasus korupsi yang terjadi baru-baru ini yaitu kasus korupsi yang dilakukan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G. Plate yang merugikan negara sebesar Rp. 8 Triliun. Tentunya, dampak dari kasus ini juga sangat signifikan dan begitu besar terutama bagi partai NasDem dalam konteks pemilihan presiden tahun depan (2024), sebab Johnny G. Plate sendiri merupakan sekjen partai NasDem. Kasus ini juga berdampak pada kabinet pak Jokowi sebagai presiden (kepala negara) Indonesia. Alhasil, kabinet presiden Jokowi kemudian membuat publik bertanya-tanya bagaimana kontrol kepala negara terhadap menteri-menterinya. Bisa kita ketahui juga bahwa, dampak masalah ini membuat Pak Johnny G. Plate harus mengakhiri lebih awal karier politiknya.

Hemat penulis, penyebab dari berbagai kaum pemerintah melakukan korupsi itu karena menggandeng para pengusaha kaya supaya aktif dalam kampanye-kampanye mereka, dengan harapan bahwa mereka akan menjadi sumber keuangan bagi partai-partai politik. Beberapa dari pengusaha ini telah memenangkan dukungan dari partai-partai politik dan kini menduduki posisi-posisi elit di negara tercinta ini, sehingga pengusaha-pengusaha ini tidak lagi berada di dalam lembaga kepemerintahan, tetapi mereka menyelenggarakan kepemerintahan negara yang dalam kenyataannya, mereka menjadikan kursi politik dan kepemerintahannya sebagai kuda tunggang untuk mengelola kepentingan bisnis perusahaan mereka sendiri.

Dengan demikian, penulis berpikir bahwa masalah korupsi merupakan masalah yang serius yang mendera rakyat Indonesia. Sebagai rakyat Indonesia, yang menjunjung tinggi demokrasi kita juga perlu proaktif untuk memberantas penyakit negeri ini. Jangan hanya bersuara kita harus banyak-banyak merealisasikan suara-suara itu ke dalam tindakan nyata, supaya bonnum comune dapat diwujudkan kembali di tengah-tengah masyarakat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Sesosok Hawa

Tentang Sesosok Hawa  Saya seorang manusia sedikit suka gelap, sunyi, hening, egois, individual, dan tidak suka mengumbar urusan makhluk lain. Saya terlahir dari dua terang yang megah. Saya mempunyai empat saudara, tidak ada saudari dalam celah ikatan kami. Itulah makanya saya sedikit kaku berhadapan dengan para hawa. Hanya mama yang seringkali menjelaskan pada kami tentang bagaimana para hawa dalam kehidupan. Berbicara tentang hawa dalam kehidupan, sama halnya mengenal luka yang ternganga lebar dalam senyap jiwa yang lugu. Dalam beberapa waktu terakhir, sebelum 20 tahun merangkul usiaku, aku mengenal dekat dengan seorang hawa. Saya izin sedikit, menceritakan pertemuan kami pertama kali sampai saat ini, kini!! *** Waktu itu, tidak tau pasti tanggalnya intinya bulan 08-2022 yang lalu. Kami mengikuti kegiatan di suatu tempat, tepat  di pinggir laut luas yang seringkali orang menjatuhkan air mata, saat dirinya tiba-tiba didekap perpisahan. Kota itu sedikit elok, seelok hawa yang aku k

Perihal Mengikhlaskan

Perihal Mengikhlaskan  Oleh: Ehfrem Vyzty  Sudah lama sekali saya minggat dari rumah aksara ini. Bukan berarti saya bosan bercengkrama dengannya, melainkan karena begitu banyak ombak kesibukan mampir dalam diri. Tak kurang sedikitpun keinginan dalam diri juga untuk selalu bercerita tentang apa saja pada rumah ini, dan malam ini semua itu sudah tidak terbendung lagi. Saya harus mengisi sepi dengan sedikit aksara meskipun jauh dari kata sempurna. Kali ini bersama kopi yang sedikit lagi mati karena dingin, saya akan mengupas tentang " Perihal keikhlasan ".  Apa arti keikhlasan? Seperti apa itu keikhlasan?   Keikhlasan   berasal dari kata dasar ikhlas, yang berarti niat yang murni dalam diri untuk berbuat atau melakukan apa saja tanpa ada motif gelap yang tersembunyi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ikhlas berarti bersih hati, tulus hati. Dalam hal hubungan sesama manusia, ikhlas adalah memberi pertolongan dengan ketulusan hati. Dengan demikian maka dapat disimpu

Maira (Perempuan Memeluk Luka Dengan Pena Penuh Darah-Darah)

Maira, (Perempuan Memeluk Luka Dengan Pena  Penuh Darah-Darah ) Jam dinding terus berdenting seperti biasanya, sekelompok makhluk hidup nokturnal berkeliaran tanpa arah di tengah kegelapan malam. Sesekali potret tua yang tergantung rapi di dekat kanvas mulai mengayun kiri kanan diterpa angin. Hanya suara kenangan menghibur di tengah-tengah keheningan. Dua tahun silam, seorang manusia ditikam sadis oleh kesedihan abadi. Tak ada malam tanpa raungan keras. Segudang silet masih tertancap jelas di dada. Malam terasa sangat-sangat panjang yang ia rasakan. Malam itu, tepat seperti malam ini, ia kehilangan sosok yang begitu lekat dengan nadinya. Ibunda yang selalu membangunkannya tiap pagi, menyuapinya makanan lezat di kala raga terbaring letih, membasuhi luka-luka yang merembes darah di kala ia celaka kini pergi tak kembali barang sekali. Adakah kesedihan paling luas selain kesedihan seperti yang ia rasakan padamu? Tentu ia adalah manusia paling kuat. Mungkin kita yang masih lengk