Oleh: Ehfrem Vyzty
Setiap malam selalu saja hujan memecahkan bekunya waktu
Diam-diam ia menggenangi kamar
yang bisu,
Anehnya ia tetap ada walaupun matahari
Mengusirnya ketika pagi menyapa
Dan di siang hari
Ia pun terburu-buru mencari mata air
Biar tetap kekal tak hilang meluap
Hingga malam kembali menyapa
Ia pun menjelma air mata
Mengalir deras di sela-sela hati dan nadi
Yang tersiksa karena rindu tak berujung
Komentar
Posting Komentar