Erangan Teman Setubuh Para Pelacur
Erangan yang berdesis malam itu
Terus menghantuiku tiap kali gelap jatuh,
Pemiliknya sudah lama berlalu,
Minggat dari hadapan setiap pelacur
Yang seringkali bersetubuh dengannya di kala musim gerimis menyelimuti bumi penuh beringas,
Dalam erangan yang berdesis malam ini
Erangan yang persis seperti kemarin-kemarin
Terpahat sesal menghentak dalam do’a penuh
Penggal harap biar segera lekas dan usai
Dari segala cacat yang tertanam padanya
Dengan pelacur-pelacur bermuka kertas
Sialan itu,
“anjeeeeng, kertas itu rupanya penyebab semua ini’’
Gumamku di atas ranjang dalam keadaan setengah tertidur
“pelacur-pelacur itu rupanya disulap dalam sekejap menjadi budak olehnya, dan lihatlah, malam ini korbannya menghantuiku habis-habisan’’ lanjutku lalu akhirnya betulan tertidur dengan badan tengkurap penuh rasa takut menyerbu Jiwa
Komentar
Posting Komentar